Powered By Blogger

Jumat, 09 April 2010

strategi belajar mengajar


HAKIKAT STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

Konsep dan Prinsip Belajar dan Pembelajaran

Belajar memiliki tiga atribut pokok ialah:

  1. Belajar merupakan proses mental dan emosional atau aktivitas pikiran dan perasaan.

  2. Hasil belajar berupa perubahan perilaku, baik yang menyangkut kognitif, psikomotorik, maupun afektif.

  3. Belajar berkat mengalami, baik mengalami secara langsung maupun mengalami secara tidak langsung (melalui media). Dengan kata lain belajar terjadi di dalam interaksi dengan lingkungan. (lingkungan fisik dan lingkungan sosial).

  4. Supaya belajar terjadi secara efektif perlu diperhatikan beberapa prinsip antara lain:

    1. Motivasi, yaitu dorongan untuk melakukan kegiatan belajar, baik motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik dinilai lebih baik, karena berkaitan langsung dengan tujuan pembelajaran itu sendiri.

    2. Perhatian atau pemusatan energi psikis terhadap pelajaran erat kaitannya dengan motivasi. Untuk memusatkan perhatian siswa terhadap pelajaran bisa didasarkan terhadap diri siswa itu sendiri dan atau terhadap situasi pembelajarannya.

    3. Aktivitas. Belajar itu sendiri adalah aktivitas. Bila fikiran dan perasaan siswa tidak terlibat aktif dalam situasi pembelajaran, pada hakikatnya siswa tersebut tidak belajar. Penggunaan metode dan media yang bervariasi dapat merangsang siswa lebih aktif belajar.

    4. Umpan balik di dalam belajar sangat penting, supaya siswa segera menge-tahui benar tidaknya pekerjaan yang ia lakukan. Umpan balik dari guru sebaiknya yang mampu menyadarkan siswa terhadap kesalahan mereka dan meningkatkan pemahaman siswa akan pelajaran tersebut.

    5. Perbedaan individual adalah individu tersendiri yang memiliki perbedaan dari yang lain. Guru hendaknya mampu memperhatikan dan melayani siswa sesuai dengan hakikat mereka masing-masing. Berkaitan dengan ini catatan pribadi setiap siswa sangat diperlukan.

  5. Pembelajaran merupakan suatu sistem lingkungan belajar yang terdiri dari unsur: tujuan, bahan pelajaran, strategi, alat, siswa, dan guru.
    Semua unsur atau komponen tersebut saling berkaitan, saling mempengaruhi; dan semuanya berfungsi dengan berorientasi kepada tujuan

menjadi guru profesional


Guru merupakan tokoh sentral dalam dunia pendidikan yang sangat menentukan kearah mana sebuah bangsa sedang menuju, tetapi ironisnya, buku yang secara kritis namun tanpa kesan menggurui membahas isu-isu penting yang sedang dihadapi oleh guru, para pendidik generasi mendatang, anak-anak kita sendiri di era globalisasi yang penuh tantangan ini amat jarang didapat.”

“Kehadiran buku ini patut disambut dengan acungan dua jempol, ia bahkan layak dijadikan bacaan wajib bagi para guru, calon guru, pembuat kebijakan, pemerhati pendidikan, maupun semua pihak yang mempunyai concern terhadap dunia pendidikan kita.”
—- (Zamira Elianna Loebis, Wartawati Majalah Time).

“Tulisan yang bagus, dan hal ini bisa diperbanyak oleh guru-guru lainnya, serta merupakan suatu prestasi yang terus ditingkatkan oleh semua guru yang mau maju.”
—- (Dr. Ir. Gatot Hari Priowirjanto, Direktur SEAMOLEC (SEA Ministry of Edu Open Learning & Edu Center).

Sebuah buku yang ingin menjadikan para Guru Bangsa menjadi pionir dalam pembangunan negara. Buku ini tidak saja membahas akan mutu dan kompetensi guru itu sendiri, namun buku ini turut membahas sistem dan budaya dalam percaturan guru di Indonesia. Mulai dari anggaran pendidikan, sertifikasi guru, kemampuan bahasa Inggris guru, hingga permasalahan sekolah gratis dan gagalnya Ujian Akhir Nasional atau bahkan permasalahan sekolah-sekolah bertaraf internasional yang Full AC, serta permasalahan-permasalahan sekolah lainnya di tanah air kita, semuanya mendapat porsi pembahasan sendiri-sendiri. Buku ini menjadi penting untuk dibaca oleh siapa saja. Baik guru, dosen, para pegawai DIKNAS, hingga kita-kita semua yang peduli dengan sistem pendidikan di Indonesia dan menolak akan adanya komersialisi pendidikan di tanah air.

Judul : Dari Guru Konvensional Menjadi Guru Profesional
No. ISBN : 9789790257320
Penulis : Ahmad Rizali, Indra Djati Sidi, Satria Dharma
Penerbit : Grasindo
Tanggal terbit : Juni – 2009
Jumlah Halaman : 246
Jenis Cover : soft cover
Kategori : Pendidikan & Pengajar
Text Bahasa : Indonesia
Harga : Rp. 47.000 Rp. 39.950,- (Anda hemat Rp. 7.050,-)

Artikel Terkait :
  1. Rahasia Menjadi Guru Teladan Penuh Empati
  2. Panduan Lengkap bagi Anda yang Ingin Menjadi Penerjemah Profesional
  3. Guru Berdiri Murid Berlari
  4. Kenapa Guru Harus Kreatif?
  5. Guru yang Menakjubkan

perkembangan peserta didik


PERKEMBANGAN KREATIVITAS

A. KREATIVITAS DAN TEORI BELAHAN OTAK

Perkembangan kreativitas sangat erat kaitannya dengan perkembangan kognitif individu karena kreativitas sesungguhnya merupakan perwujudan dari pekerjaan otak. Para pakar kreativitas, misalnya Clark (1988) dan Gowan (1989) melalui Teori Belahan Otak (Hemisphere Theory) mengatakan bahwa sesungguhnya otak manusia itu menurut fungsinya terbagi menjadi dua belahan, yaitu belahan otak kiri (left hemisphere) dan belahan otak kanan (right hemisphere). Otak belahan kiri mengarah kepada cara berfikir konvergen (convergen thinking), sedangkan otak belahan kanan mengarah kepada cara berfikir menyebar (difergent thinking).

Berkenaan dengan teori belahan beserta fungsinya ini (Clark, 1983: 24) mengemukakan sejumlah fungsi otak sesuai dengan belahannya itu sebagaimana tertera pada table berikut ini.

Fungsi Belahan Otak Kiri dan Belahan Otak Kanan
(Clark, 1983: 24)

No. Belahan Otak Kiri
(Left Hemisphere)
1.Math, history, language

2.Verbal, limit sensory, input

3.Sequential, measurable

4.Analytic
5.Comparative
6.Relational
7.Referential
8.Linier
9.Logical
10.Digital