Powered By Blogger

Minggu, 13 Juni 2010

pengalaman micro teaching


A. Informasi dan Sejarah Praktik Pengalaman Lapangan (Microteaching) yang dilaksanakan oleh Pusat P3I mulai
dilaksanakan sejak berdirinya Fakultas Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) pada tahun 1961. Program Studi Pendidikan
Agama Islam bertujuan untuk menyiapkan dan menghasilkan Guru/tenaga kependidikan yang memiliki nilai dan sikap
serta pengetahuan dan ketrampilan sebagai tenaga profesional kependidikan dituntut memiliki sejumlah kompetensi.
Berlandaskan Undang-undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 10 ayat (1) ada empat kompetensi
yang harus dimiliki oleh seorang calon guru dan pendidik adalah:
- Kompetensi Paedagogik
- Kompetensi Kepribadian
- Kompetensi Profesional
- Kompetensi SosialKompetensi pertama berkaitan dengan proses pengajaran, sedang kompetensi kedua, ketiga dan
keempat berkaitan dengan proses pendidikan. Untuk melaksanakan tugas keguruan dan kependidikan, maka diperlukan
kompetensi, oleh karena itu mahasiswa calon guru perlu dibekali ketrampilan mengajar (Teaching Skill).Untuk memenuhi
tuntutat tersebut Prodi PAI FIAI UII membekali pengetahuan dan ketrampilan kepada mahasiswa tentang proses
pengajaran dan kegiatan kependidikan melalui mata kuliah Praktik Pengalaman Lapangan (PPL). PPL merupakan salah
satu kegiatan latihan kependidikan yang bersifat intrakurikuler yang dilaksanakn oleh mahasiswa. Dalam pelaksanaanya,
PPL dibedakan menjadi PPL I (Microteaching) dan PPL II (Real Teaching).B. TujuanMicroteaching bertujuan untuk agar
mahasiswa mendapat pengalaman factual tentang pelaksanaan pembelajaran dan kegiatan kependidikan lainnya.C.
Sasaran Sasaran Microteaching adalah terbentuknya calon guru yang memiliki:
- Ketrampilan dasar (elementer) dalam proses belajar mengajar, meliputi membuka pelajaran, penyajian materi dan
menutup pelajaran
- Sikapa dan perilaku sebagai guru.D. Kedudukan
- Microteaching berstatus kurikuler, yaitu sebagai Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB) yang bertujuan untuk
membentuk sikap dan perilaku yang diperlukan dalam berkarya. Microteaching mempunyai bobot 2 SKS untuk jenjang
Srata Satu (S1) dan 3 SKS untuk program Akata IV.
- Syarat menempuh microteaching adalah: (a) Telah menempuh Mata Kuliah berikut dengan nilai minimal C:
Manajemen Pendidikan, Pengembangan Media Pengajaran, Psikologi Belajar, Materi PAI, Perencanaan Sistem PAI,
Strategi Pembelajaran. (b) Bagi mahasiswa program Akta IV, tidak ada persyaratan khusus
- Mata Kuliah PPL I sebagai prasyarat PPL II dengan nilai minimal B.E. Pengertian MicroteachingAda beberapa
pengertian microteaching, menurut Waskito (1977:3), Microteaching adalah suatu metode belajar mengajar atas dasar
performance, yang tekniknya dengan jalan mengisolasikan komponen-komponen proses belajar mengajar, sehingga
calon guru itu menguasai setiap komponen satu persatu dalam situasi yang disederhanakan atau dikecilkan.Dengan
adanya microteaching, tersebut diharapkan para mahasiswa paling tidak memiliki ketrampilan mengajar dan memiliki
kemampuan mengelola kelas dalam skala mikro. Pelaksanaan praktik microteaching, diselenggarakan di laboratorium
microteaching, dengan memanfaatkan fasilitas yang tersedia.

penggunaan micro teaching

Bagi kalangan perguruan tinggi penggunaan microteaching dan laboratorium multimedia serta laboratorium bahasa sangat penting. Peralatan canggih ini sangat membantu meningkatkan kualitas mutu lulusan. Kami telah 6 tahun mengembang teknologi ini.. sudah tepat perguruan tinggi memilih kami untuk memberikan teknologi tercanggih ini.

pengertian dan tujuan micro teaching


Micro teaching adalah suatu tindakan atau kegiatan latihan belajar-mengajar dalam situasi laboratoris (Sardirman, Interaksi Motivasi Belajar Mengajar).

Ciri-ciri pokok Micro Teaching :
1. Jumlah subyek belajar sedikit sekitar 5-10 orang
2. Waktu mengajar terbatas sekitar 10 menit
3. Komponen mengajar yang dikembangkan terbatas
4. Sekadar real teaching

Maksud dan tujuan micro teaching
Maksud yaitu meningkatkan performance yang menyangkut keterampilan dalam mengajar atau latihan mengelola interaksi belajar mengajar.
Tujuan adalah membekali calon guru sebelum sungguh-sungguh terjun ke sekolah tempat latihan praktek kependidikan untuk praktek mengajar (Sardiman, Interaksi Motivasi Belajar Mengajar ).

Perbedaan micro teaching dan teaching

Micro teaching :
1. Dilaksanakan dalam kelas laboratorium
2. Sekadar real teaching
3. Siswa 5 s/d 10 orang
4. Waktu sekitar 10 menit
5. Bahan terbatas
6. Ketrampilan yang dilatihkan meliputi semua teaching skill dalam porsi yang terbatas dan terpisah-pisah.
7. Dibutuhkan alat-alat laboratori agar dapat diperoleh suatu feedback yang obyektif.

Teaching :
1. Dilaksanakan dalam real class room
2. Merupakan real class room teaching
3. Siswa 30 s/d 40 orang
4. Waktu sekitar 45 menit
5. Bahan luas
6. Ketrampilan yang di demonstrasikan semua teaching skill dan terintegrasi
7. TIdak dilengkapi dengan alat-alat laboratori

PENGGUNAAN MICRO TEACHING

5) Pelaksanaan Bimbingan
Substansi dari pelaksanaan kuliah micro teaching adalah membimbing dan melatih mahasiswa agar menguasai berbagai keterampilan khusus dalam proses belajar mengajar, termasuk keterampilan membuat program persiapan mengajar membuat dan memilh media dan metode serta penguasaaan bahan dan pengembanagannya. Secara umum hal-hal yang diajarkan/dilatihkan kepada mahasiswa adalah sebagai berikut :
a) Keterampilan membuat desain pembelajaran, meliputi:
(1) Kemampuan menyusun kompetensi dasar
(2) Kemampuan menyebarkan materi
(3) Kemampuan menyusun langkah-langkah kegiatan belajar mengajar
(4) Kemampuan memilih dan menerapkan metode pengajaran
(5) Kemampuan memilih bentuk dan jenis evaluasi, serta merumuskan alat evaluasi
b) Kemampuan Prosedur Mengajar, meliputi:
(1) Prosedur sebelum mengajar Pre Instructional Procedur
(2) Teknik mengintroduksi bahan pengajaran Introduction Techniques
(3) Teknik menyampaikan materi pengajaran Lecturing Techniques
(4) Prosedur penutupan pengajaran Closure Procedur
c) Kemampuan membuat dan memilih media pengajaran, meliputi:
(1) Keterampilan memilih/ membuat media sederhana sesuai dengan bahan yang akan diajarkan
(2) Kemampuan memilih media yang mendukung efektivitas pembelajaran
d) Keterampilan melaksanakan pengajaran sesuai desain pembelajaran, meliputi :
(1) Materi berorientasi pada pencapaian kompetensi dasar
(2) Kemampuan menyampaikan materi secara sistematis
(3) Kemampuan melaksanakan kegiatan belajar mengajar
(4) Kemampuan menerapkan metode pengajaran
(5) Kemampuan melaksanakan
e) Keterampilan khusus dalam mengajar, meliputi :
(1) Keterampilan prosedur
(2) Keterampilan menerapkan teknik-teknik dasar, yaitu keterampilan khusus yang dibutuhkan dan dipakai pada saat sedang mengajar
(3) Keterampilan menggunakan metode
(4) Keterampilan menggunakan alat-alat/media pengajar
6) Peralatan
Peralatan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kuliah micro teaching adalah sebagai berikut :
a) Kamera Ukuran kecil, sedang dan besar
b) TV Monitor
c) TV Ekspose
d) Tape Recorder
e) VTR (Video Tape Recorder)
f) OHP (Overhead Prejector)
g) Kaset Video /CDROOM (tentang micro teaching dan model-model mengajar)
h) Sound Sistem (dengan kedap Suara)
F. Sistem Pengelolaan dan Pengoperasian Peralatan Micro Teaching
a. Sistem pengelolaan
Sistem pengelolaan pembelajaran micro teaching dirumuskan oleh dosen pembimbing perkuliahan agar perkuliahan dapat berjalan dengan baik, hendaknya setiap dosen terlebih dahulu menyusun konsep-konsep tentang keterampilan yang akan dibimbing kan.
b. Sistem Pengoperasian Peralatan
Sistem pengoperasian peralatan dalam pelaksanaan nya dapat dibantu oleh seorang operator/teknisi, adapun langkah-langkah teknis yang harus dilakukan dalam pengoperasian peralatan micri teaching, adalah sebagai berikut :
i. Pertama, sambungkan kabel Ac (power) berikut kabel paralel, sesuai dengan kebutuhan
ii. Kedua, hidupkan tombol power pada kamera swtcher (pemindahan kamera otomatis), video player dan layar monitor televisi (diruang micro teaching dan ruang monitoring)
iii. Ketida, sesuaikan dengan channel Video player pada saluran “L”
iv. Keempat, sesuaikan channel TV pada saluran “AV”. (langkah-langkah pertama sampai dengan keempat sudah dapat mengaktifkan dua kamera kecil dan gambar akan tampil dilayar monitor (diruang micro teaching dan ruang monitoring) tetapi belum ada suara)
v. Kelima, sambungkan kabel AC (power) pada kamera besar dan aktifkan tombol power yang ada pada kamera dan adaptor
vi. Keenam, sambungkan kabel audio/video pada kamera besar kemonitor dengan cara menghubungkan soket kabel video dengan soket kabel audio
vii. Ketujuh, sesuaikan fokus kamera sehingga gambar pada layar monitor nampak sempurna. (langkah kelima sampai ketujuh untuk mengaktifkan dua kamera besar dan sekaligus mengisi suara pada TV monitor (di ruang micro teaching dan ruang monitoring) tetapi belum ada suara)
viii. Kedelapan, untuk merekam proses belajar mengajar, dilakukan dengan cara memasukan kaset video (kosong) pada Player, lalu tekan “Rec” (cukup menekan tombol “Rec” tanpa menekan tombol “play”)
ix. Kesembilan, jika sedang berjalan merekam tiba-tiba berhenti sementara, cukup menekan tombol “pause” kemudian tekan tombol “Rec” bila akan melanjutkan merekam
x. Kesepuluh, setelah selesai merekam keluarkan kaset video dengan menekan tombol “eject” kemudian putar ulang pada alat khusus Rewinder, selanjutnya kaset rekaman siap dioperasikan/ditayangkan melalui video
G. Tugas Dosen/Pembimbing dan Tugas Mahasiswa
a. Tugas Pembimbing
i. Koordinator Pembimbing
(1) Mengkoordinasikan kegiatan dosen pembimbing dalam pelaksanaan kuliah micro teaching
(2) Memantau kegiatan dosen pembimbingdalam pelaksanaan kuliah micro teaching
(3) Mengevaluasi kegiatan/tugas dosen pembimbing dalam pelaksanaan kuliah micro teaching
ii. Tugas Pembimbing
1) Melaksanakan kegiatan pembimbingan dalam pelaksanaan kuliah micro teaching
2) Mengatur tata laksana kuliah micro teaching
3) Memberikan penjelasan teknis kepada mahasiswa/praktikan dalam orientasi kuliah micro teaching
4) Melakukan pembimbingan kepada mahasiswa/praktikan dalam pembuatan desain pembelajaran
5) Memberikan penjelasan teknis kepada mahasiswa/praktikan dalam pelaksanaan latihan keterampilan khusus yang akan dipraktekan di dalam laboratorium/studio micro teaching
6) Mengevaluasi hasil kegiatan kuliah micro teaching
b. Tugas Mahasiswa/Praktikan
i. Hadir/mengikuti seluruh kegiatan kuliah micro teaching pada waktu dan jadwal yang telah ditetapkan
ii. Mempelajari buku panduan
iii. Mengikuti orientasi
iv. Membuat desain pembelajaran
v. Membuat/menyiapkan alat peraga
vi. Pada waktu-waktu tertentu peer teaching dapat berperan sebagai siswa
vii. Bersikap dan bertindak/berperan sebagai guru yang ideal:
1) Berpakaian yang rapih dan sopan (bagaimana layaknya berpenampilan seorang guru)
2) Bersikap/bertindak sopan, ramah, dan rendah hati
3) Menggunakan bahasa yang baik dan benar
H. Evaluasi dan Tindak Lanjut
a. Evaluasi/penilaian
i. Evaluasi/penilaian dilakukan pada Desain Pembelajaran dan pelaksanaan latihan/praktek
ii. Evaluasi/penilaian dilaksanakan pada setiap mahasiswa yang tampil praktek/latihan mengajar, termasuk penampilan terakhir sebagai ujian
iii. Bobot penilaian pada setiap penampilan
iv. Keterampilan prosedur mengajar, 10%
v. Keterampilan khusus dalam mengajar, 60%
vi. Keterampilan menggunakan sumber alat dan media, 10%
vii. Penggunaan metode, dengan 10%
viii. Keterampilan mengevaluasi hasil belajar, 10%
ix. Penghitungan Nilai Akhir (NA)
NA, nilai akhir diperoleh dari rata-rata nilai setiap tampil praktek ditambah nilai penampilan ujian akhir dirumuskan sebagai berikut ;

NA = (6xPA)+(4xPUA)
10
Keterangan :
NA = Nilai Akhir
PA = Nilai rata-rata penampilan latihan
PUA = Nilai rata-rata penampilan ujian akhir
Mentransfer nilai cumulative dai (kolom 7) menjadi angka mutu dan huruf mutu (nilai akhir), degan rumus ;
80 – 100 = A
70 - 79 = B
60 - 69 = C
50 - 59 = D
00 - 49 = E
b. Tindak Lanjut
Setelah nilai akhir (NA) , kelulusan diklasifikasikan menjadi tiga bagian:
i. Lulus tanpa syarat bagi peserta (NA) A, B, atau C
ii. Lulus bersyarat bagi peserta (NA) D, mereka disyaratkan untuk mengikuti bimbingan intensif pada bengkel praktikum
iii. Tidak lulus tanpa syarat bagi peserta (NA)

MICRO TEACHING

Senin, 24 Agustus 2009

Pengertian Micro Teaching

Micro teaching adalah suatu tindakan atau kegiatan latihan belajar-mengajar dalam situasi laboratoris (Sardirman, Interaksi Motivasi Belajar Mengajar).

Ciri-ciri pokok Micro Teaching :
1. Jumlah subyek belajar sedikit sekitar 5-10 orang
2. Waktu mengajar terbatas sekitar 10 menit
3. Komponen mengajar yang dikembangkan terbatas
4. Sekadar real teaching

Maksud dan tujuan micro teaching
Maksud yaitu meningkatkan performance yang menyangkut keterampilan dalam mengajar atau latihan mengelola interaksi belajar mengajar.
Tujuan adalah membekali calon guru sebelum sungguh-sungguh terjun ke sekolah tempat latihan praktek kependidikan untuk praktek mengajar (Sardiman, Interaksi Motivasi Belajar Mengajar ).

Perbedaan micro teaching dan teaching

Micro teaching :
1. Dilaksanakan dalam kelas laboratorium
2. Sekadar real teaching
3. Siswa 5 s/d 10 orang
4. Waktu sekitar 10 menit
5. Bahan terbatas
6. Ketrampilan yang dilatihkan meliputi semua teaching skill dalam porsi yang terbatas dan terpisah-pisah.
7. Dibutuhkan alat-alat laboratori agar dapat diperoleh suatu feedback yang obyektif.

Teaching :
1. Dilaksanakan dalam real class room
2. Merupakan real class room teaching
3. Siswa 30 s/d 40 orang
4. Waktu sekitar 45 menit
5. Bahan luas
6. Ketrampilan yang di demonstrasikan semua teaching skill dan terintegrasi
7. TIdak dilengkapi dengan alat-alat laboratori.

Jumat, 09 April 2010

strategi belajar mengajar


HAKIKAT STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

Konsep dan Prinsip Belajar dan Pembelajaran

Belajar memiliki tiga atribut pokok ialah:

  1. Belajar merupakan proses mental dan emosional atau aktivitas pikiran dan perasaan.

  2. Hasil belajar berupa perubahan perilaku, baik yang menyangkut kognitif, psikomotorik, maupun afektif.

  3. Belajar berkat mengalami, baik mengalami secara langsung maupun mengalami secara tidak langsung (melalui media). Dengan kata lain belajar terjadi di dalam interaksi dengan lingkungan. (lingkungan fisik dan lingkungan sosial).

  4. Supaya belajar terjadi secara efektif perlu diperhatikan beberapa prinsip antara lain:

    1. Motivasi, yaitu dorongan untuk melakukan kegiatan belajar, baik motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik dinilai lebih baik, karena berkaitan langsung dengan tujuan pembelajaran itu sendiri.

    2. Perhatian atau pemusatan energi psikis terhadap pelajaran erat kaitannya dengan motivasi. Untuk memusatkan perhatian siswa terhadap pelajaran bisa didasarkan terhadap diri siswa itu sendiri dan atau terhadap situasi pembelajarannya.

    3. Aktivitas. Belajar itu sendiri adalah aktivitas. Bila fikiran dan perasaan siswa tidak terlibat aktif dalam situasi pembelajaran, pada hakikatnya siswa tersebut tidak belajar. Penggunaan metode dan media yang bervariasi dapat merangsang siswa lebih aktif belajar.

    4. Umpan balik di dalam belajar sangat penting, supaya siswa segera menge-tahui benar tidaknya pekerjaan yang ia lakukan. Umpan balik dari guru sebaiknya yang mampu menyadarkan siswa terhadap kesalahan mereka dan meningkatkan pemahaman siswa akan pelajaran tersebut.

    5. Perbedaan individual adalah individu tersendiri yang memiliki perbedaan dari yang lain. Guru hendaknya mampu memperhatikan dan melayani siswa sesuai dengan hakikat mereka masing-masing. Berkaitan dengan ini catatan pribadi setiap siswa sangat diperlukan.

  5. Pembelajaran merupakan suatu sistem lingkungan belajar yang terdiri dari unsur: tujuan, bahan pelajaran, strategi, alat, siswa, dan guru.
    Semua unsur atau komponen tersebut saling berkaitan, saling mempengaruhi; dan semuanya berfungsi dengan berorientasi kepada tujuan

menjadi guru profesional


Guru merupakan tokoh sentral dalam dunia pendidikan yang sangat menentukan kearah mana sebuah bangsa sedang menuju, tetapi ironisnya, buku yang secara kritis namun tanpa kesan menggurui membahas isu-isu penting yang sedang dihadapi oleh guru, para pendidik generasi mendatang, anak-anak kita sendiri di era globalisasi yang penuh tantangan ini amat jarang didapat.”

“Kehadiran buku ini patut disambut dengan acungan dua jempol, ia bahkan layak dijadikan bacaan wajib bagi para guru, calon guru, pembuat kebijakan, pemerhati pendidikan, maupun semua pihak yang mempunyai concern terhadap dunia pendidikan kita.”
—- (Zamira Elianna Loebis, Wartawati Majalah Time).

“Tulisan yang bagus, dan hal ini bisa diperbanyak oleh guru-guru lainnya, serta merupakan suatu prestasi yang terus ditingkatkan oleh semua guru yang mau maju.”
—- (Dr. Ir. Gatot Hari Priowirjanto, Direktur SEAMOLEC (SEA Ministry of Edu Open Learning & Edu Center).

Sebuah buku yang ingin menjadikan para Guru Bangsa menjadi pionir dalam pembangunan negara. Buku ini tidak saja membahas akan mutu dan kompetensi guru itu sendiri, namun buku ini turut membahas sistem dan budaya dalam percaturan guru di Indonesia. Mulai dari anggaran pendidikan, sertifikasi guru, kemampuan bahasa Inggris guru, hingga permasalahan sekolah gratis dan gagalnya Ujian Akhir Nasional atau bahkan permasalahan sekolah-sekolah bertaraf internasional yang Full AC, serta permasalahan-permasalahan sekolah lainnya di tanah air kita, semuanya mendapat porsi pembahasan sendiri-sendiri. Buku ini menjadi penting untuk dibaca oleh siapa saja. Baik guru, dosen, para pegawai DIKNAS, hingga kita-kita semua yang peduli dengan sistem pendidikan di Indonesia dan menolak akan adanya komersialisi pendidikan di tanah air.

Judul : Dari Guru Konvensional Menjadi Guru Profesional
No. ISBN : 9789790257320
Penulis : Ahmad Rizali, Indra Djati Sidi, Satria Dharma
Penerbit : Grasindo
Tanggal terbit : Juni – 2009
Jumlah Halaman : 246
Jenis Cover : soft cover
Kategori : Pendidikan & Pengajar
Text Bahasa : Indonesia
Harga : Rp. 47.000 Rp. 39.950,- (Anda hemat Rp. 7.050,-)

Artikel Terkait :
  1. Rahasia Menjadi Guru Teladan Penuh Empati
  2. Panduan Lengkap bagi Anda yang Ingin Menjadi Penerjemah Profesional
  3. Guru Berdiri Murid Berlari
  4. Kenapa Guru Harus Kreatif?
  5. Guru yang Menakjubkan